LADY IN THE WATER (2006, Warner Bros./Legendary/Blinding Edge)
Genre : Drama/Thriller/Mystery/Fantasy
Starring: Paul Giamatti, Bryce Dallas Howard, Jeffrey Wright, etc.
director: M. Night Shyamalan
Story : M. Night Shyamalan
Music : James Newton Howard
Runtime : approx. 110 minutes
The Story
Cleveland Heep, hanyalah seorang penyendiri dan gagap, yang tinggal
sekaligus menjadi superintendent di sebuah apartemen bernama The
Cove. Namun, disuatu malam, Heep bertemu dengan sosok wanita yang
muncul keluar dari kolam renang apartemen. Heep pun segera menolong
wanita yang mengaku bernama Story ini. Story berkata bahwa ia adalah
seorang narf (sejenis peri) yang hendak kembali ke dunianya, namun
ia mengalami hambatan karena adanya seekor scrunt (serigala) yang
terus-menerus mengancam keselamatannya. Heep merasa simpati pada
Story, hingga ia berencana untuk menolongnya. Dari ibunda Young
Soon, salah seorang penghuni apartemen, Heep mendapatkan cerita
sesungguhnya tentang dongeng seorang madame peri yang akan kembali
ke dunianya namun mengalami hambatan. Satu-satunya cara agar si peri
bisa kembali adalah dengan bantuan sekelompok manusia dan seorang
pelindung dari kaum manusia yang akan menyelamatkan si peri. Heep
pun mulai mengumpulkan beberapa penghuni apartemen yang ia rasa bisa
menolong Story. Mulai dari kakak adik, Vick dan Anna, si ahli TTS,
Tn. Dury, hingga si penulis tua, Ny. Bell. Namun, akankah usaha
Heep menyelamatkan Story ini berhasil, dan siapakah sosok pelindung
dari kaum manusia yang akan melindungi Story tersebut....
A FANTASY STORY FROM NIGHTMAN
Nama M Night Shyamalan tentu sudah dikenal para moviegoers sebagai
pembuat film thriller supranatural sukses lewat film-filmnya seperti
The Sixth Sense, Unbreakable, Signs, dan The Village. Padahal pria
berdarah India yang bernama asli Manoj Nelhyatu Shyamalan ini pada
awal karirnya sempat menulis skenario film Stuart Little dan
menggarap sebuah film drama keluarga, Wide Awake. Kini, lewat karya
terbarunya, Shyamalan menghadirkan sebuah fantasi dongeng yang masih
dibumbui aroma thriller. Ada beberapa perbedaan antara film garapan
Shyamalan terdahulu dengan film terbarunya ini. Pertama dari segi
pendistribusian yang kini dipegang oleh Warner Bros. dan bukan lagi
oleh Disney. Konon, hal ini dikarenakan Disney tidak menyukai
cerita film ini yang lebih menonjolkan fantasi, tidak seperti
keempat film sukses Shyamalan sebelumnya. Kedua, pemilihan aktor
utama yang mungkin namanya kurang dikenal para moviegoers. Kendati
Paul Giamatti yang berperan sebagai Cleveland Heep dalam film ini
sudah sempat meraih nominasi Oscar lewat Sideways, American
Splendor, dan Cinderella Man, namun toh sepertinya namanya belum
setenar Bruce Willis, Mel Gibson, atau Joaquin Phoenix.
Sementara peran Story dipercayakan pada Bryce Dallas Howard, aktris
yang sempat bekerja sama dengan Shyamalan dalam The Village. Patut
ditunggu penampilan Dallas Howard sebagai wanita pemikat Peter
Parker dalam Spider-Man 3 tahun depan. Didukung pula oleh Jeffrey
Wright (The Manchurian Candidate) sebagai Tn. Dury, Cindy Cheung
sebagai Young Soon, Mary Beth Hurt sebagai Ny. Bell, dan tentu saja
Shyamalan sendiri yang bermain sebagai Vick, sementara kakaknya,
Anna, diperankan oleh Sarita Chodhoury (A Perfect Murder). Oh ya,
porsi peran Shyamalan dalam film ini pun cukup banyak apabila
dibandingkan penampilannya dalam film-film sebelumnya.
Dari segi cerita, terasa sekali memang adanya penurunan kualitas
dari segi thriller atau elemen surprise yang ditampilkan. Tidak
seperti biasanya, twisted ending yang ditawarkan film ini pun,
kurang begitu mengena hati penonton. Sementara dari segi akting,
penampilan Giamatti dan Dallas Howard memang patut diacungi jempol,
kendati performa Dallas Howard masih lebih baik ketika ia bermain
dalam The Village, imho. Sementara dari segi musik, James Newton
Howard kembali menghadirkan ilustrasi musik ciamik yang benar-benar
menjiwai isi cerita film ini. Sayangnya, mungkin dikarenakan
ceritanya yang terlalu bersifat fantasi (baca:dongeng), hingga
membuat film ini kurang begitu cemerlang dalam tangga Box Office
America.
Shyamalan mungkin saja bereksperimen lewat film ini. Ia menawarkan
sebuah cerita thriller dengan balutan fantasi, sayangnya image
dirinya sebagai pembuat film thriller supranatural dengan ending
yang tak bisa ditebak sudah melekat di hati para moviegoers,
sehingga sedikit banyak film ini mungkin terasa agak ringan dan
(sedikit) mengecewakan para penikmat film. Walaupun begitu, ada
satu aspek cerita film ini yang bisa membuat kita tersenyum, yaitu
munculnya tokoh seorang kritikus film yang selalu mengkritik film
dengan pedas dan akhirnya diberi `ganjaran berarti` oleh Shyamalan.
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]