EKSPEDISI MADEWA (2006, Cinervo/Surya Citra Pictures)
Genre : Aksi/Petualangan
Para Pemain: Tora Sudiro, Arie Dagienkz, Marsha Timothy
Sutradara : Franklin Darmadi
Cerita : Michael Tjandramulya
Musik : Henoch Kristanto & Genesis Timotius
Cerita
Tiro Mandawa bersama asisten setianya, Satrio tengah melakukan
ekspedisi yang diadakan oleh Madewa Group, sebuah perusahaan raksasa
milik Adinoto. Adapun ekspedisi ini adalah untuk mencari
peninggalan purbakala berupa fosil-fosil purba namun usaha Tiro dkk
dihalang-halangi oleh Maulana, seorang pemburu harta karun bersama
anak buahnya. Sesungguhnya, Maulana dulu bersahabat dengan Tiro,
namun akibat sesuatu hal mereka pun bertikai. Dalam usaha
menyelamatkan diri, Tiro tak sengaja menemukan sebuah artifak kuno
yang diyakini berkaitan dengan legenda tentang keris pusaka tanpa
nama. Penemuan ini pun langsung dilaporkan kepada pihak Madewa
Group. Menyadari betapa pentingnya artifak itu, pihak Madewa pun
mengutus Miranda salah seorang staf perusahaan tersebut untuk
mengajak Professor Kuncoro melakukan misi menyelidiki artifak
tersebut. Kuncoro memang sudah lama tertarik pada legenda tentang
keris pusaka tersebut, maka tanpa pikir panjang, ia pun mengajak
Shandika dan Panji, dua anaknya untuk ikut serta dalam ekspedisi itu
Maka, dimulailah sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh Tiro. Toh,
MAulana yang mengendus misi ini pun tak mau tinggal diam. Ia pun
berusaha merebut artifak tersebut, maka tak ada jalan lain bagi Tiro
yang bersenjatakan ketapel untuk menghadapi perlawanan dari Maulana
dkk. Lalu, akankah Tiro berhasil mengungkap keberadaan keris pusaka
tersebut, dan adakah kaitannya antara benda pusaka tersebut dengan
Tiro? Bagaimana pula cinta segitiga antara Tiro, Shandika, dan
Miranda, yang terjalin ditengah-tengah ekspedisi, siapakah yang akan
dipilih oleh Tiro?
AKSI PETUALANGAN PERTAMA BUATAN DALAM NEGERI
Akhirnya muncul pula sebuah film aksi petualangan berbujet mahal
produksi dalam negeri. Film ini merupakan karya penyutradaraan
pertama bagi Franklin Darmadi. Untuk bintang utamanya dipilih aktor
jangkung, Tora Sudiro (Arisan!) yang berperan sebagai Tiro Mandawa.
Asisten setianya, Satrio diperankan oleh Arie Dagienkz (Garasi),
Professor Kuncoro diperankan oleh Frans Tumbuan, sedangkan dua
anaknya diperankan oleh Marsha Timothy (Shandika) dan Irshadi Bagas
sebagai Panji adiknya. Tokoh Maulana, musuh bebuyutan Tiro
diperankan oleh Indra Birowo (Gie), sedangkan Adinoto si pemilik
perusahaan raksasa Madewa Group diperankan oleh Pierre Gruno,
asistennya Miranda diperankan oleh Intan Kaunang.
Sebagai sebuah film aksi petualangan buatan dalam negeri yang
berbujet raksasa, film ini bisa gue acungi jempol. Gaya
penyutradaraan Franklin cukup baik kendati memang masih ada
kekurangan dalam beberapa sisi. Mungkin yang cukup membuat gue
kagum, adalah set design film ini. Dari segi akting para pemainnya
sudah cukup baik terutama Tora Sudiro yang bermain cukup cemerlang
sebagai jagoan petualang bersenjatakan ketapel. Indra Birowo pun
bermain cukup baik sebagai tokoh antagonis. Perseteruan antara dua
tokoh ini cukup menarik, karena selama ini kita selalu menyaksikan
Tora dan Indra bermain kompak dalam sebuah program komedi di salah
satu televisi swasta. Hal lain yang patut diacungi jempol adalah
tata suara serta teknik editing dan pengambilan angle kamera yang
cukup bagus. Konon, tata suara film ini diproses oleh tim yang juga
memproses tata suara film Crouching Tiger, Hidden Dragon, apabila
hal ini benar adanya, maka ini merupakan sebuah catatan tambahan
bagi film ini.
Secara keseluruhan film aksi produksi dalam negeri ini cukup
menghibur. Sebagai sebuah terobosan baru dalam perfilman dalam
negeri, film ini layak mendapat acungan jempol. Di saat film-film
dalam negeri didominasi oleh film-film bertemakan horor dan drama
komedi remaja/komedi romantis, maka kehadiran film Ekspedisi Madewa
seakan menghembuskan nafas baru dalam perfilman dalam negeri. Maju
terus bagi perfilman dalam negeri!!!
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]