Saatnya Alihkan Investasi ke Emas
Jumat, 14 Mar 2008,
Sumber: JawaPos.com
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
EMAS makin menjadi primadona investasi. Sejumlah analis memperkirakan harga logam mulia ini bisa mencapai USD 1.027 hingga USD 1.080 per troy ounce.
"Saya rasa, sekarang lah waktu yang tepat untuk mengalihkan investasi ke emas," kata David Hermanto, general manager PT Hartono Wira Tanik (HWT), dalam Seminar Bisnis Jawa Pos di Graha Pena, Surabaya, kemarin (13/3).
Menurut David, ancaman resesi AS tidak akan berdampak langsung pada harga emas. Sebagai negara yang pernah menghadapi resesi, AS tidak akan langsung melepas simpanan logam mulianya yang menguasai 26 persen cadangan emas bank sentral seluruh dunia.
"Layaknya rumah tangga, AS baru akan melepas simpanan emasnya setelah segenap mekanisme untuk mengatasi resesi gagal," paparnya. Karena itu, para calon investor tidak perlu takut menanamkan investasi pada emas.
Paparan David dibenarkan Rachmat Saleh, yang kemarin (13/3) juga menjadi pembicara dalam seminar yang sama. "Lemahnya nilai tukar dolar memaksa investor beralih ke emas," kata Rachmat yang menjabat senior general manager komoditi PT Asia Kapitalindo Berjangka.
Rachmat dan David sependapat, hingga saat ini, emas masih terbukti sebagai alat investasi yang paling menguntungkan. Selain tidak terpengaruh inflasi dan depresiasi, investasi emas juga lebih minim resiko.
Seiring kemajuan teknologi, berinvestasi emas kini bisa dilakukan dengan cara modern. Yakni, lewat perdagangan di pasar komoditi berjangka atau future trading market. "Tidak perlu membeli emas dalam jumlah besar dan menyimpannya di bank untuk mendapatkan keuntungan. Investor cukup menamankan sejumlah uang dan membeli lot," kata Rachmat.
Sejak harga emas melambung, tren berinvestasi logam mulia di pasar komoditi berjangka juga semakin meningkat. "Belakangan, trennya meningkat hingga sekitar 30 persen," ujar Rachmat usai seminar.
Selain analisis perdagangan emas dalam pasar komoditi berjangka mudah dipahami, masyakarat modern juga sudah semakin pandai. Artinya, mereka sudah bisa memilih perusahaan komiditi yang resmi dan "sehat," serta aman untuk berinvestasi.(hep/fan)
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]